top of page
Cari

Arti,Makna dan Tata Upacara Hari Suci Kuningan

RAHAJENG NYANGRA RAHINA SUCI KUNINGAN SEMETON HINDU DHARMA


Kuningan yang mengandung arti kepradnyanan, sehingga pada hari suci tersebut segenap umat Hindu memohon Amertha berupa kepradnyanan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi dengan manifestasinya sebagai Sang Hyang Mahadewa yang disertai para leluhur ( Dewata-dewati).


Petikan dari Lontar Sundarigama menyebutkan :


Saniscara Keliwon wara kuningan Payoganira Bhatara Maha Dewa tumurun papareng para Dewata muang Sang dewa Pitara, tinanggapa bhakti manusa, ameweha waranugraha amertha kahuripan..


Kuningan juga dimaknai hari Kasih Sayang

Sepuluh hari setelah hari Galungan kita rayakan sebagai hari suci Kuningan, yang sesungguhnya adalah merupakan pengejawantahan ajaran kebenaran itu sendiri berupa pelaksanaan pelayanan yang didasari oleh perasaan cinta kasih, hal ini terlihat dari berbagai simbol upakara yang digunakan saat hari Kuningan diantaranya:


Tamiang (Tameng),sebagai simbul senjata cakra, kekuatan Wisnu. setiap umat semestinya mampu memberikan perlindungan, akan rasa aman dan nyaman dari anacaman, gangguan baik sekala dan niskala


Nasi Sulanggi (Su = baik, Langgi = panutan), umat Hindu harus dapat menjadi panutan baik bagi anak, istri, suami, keluarga, kerabat, bawahan. Intinya Ia harus menjadi suri tauladan kebenaran.


Nasi Tebog, mengisyaratkan kepada umat Hindu untuk bisa saling care (melindungi) dan share (berbagi), apalagi kepada mereka yang kesusahan dan sedang menderita (daridra deva bhava = kaum fakir miskin yang datang kepadamu adalah perwujudan Tuhan)


Endongan,simbul senjata Moksala, kekuatan Sang Hyang Sangkara.

Dalam mengarungi hidup ini kita tidak bisa berdiri sendiri kita membutukan orang bahkan mahluk lain, karena setiap kehidupan memerankan fungsinya sesuai dengan Rta (hukum abadi semesta alam)


Panah ; (Sara) simbul senjata Nagapasa, kekuatan Sang Hyang Mahadewa.


Kompek, setiap manusia pasti membutukan bekal ataupun biaya untuk melangsungkan kehidupannya. Untuk itu kita diwajibkan untuk dapat juga memberikan bekal penghidupan baik berupa makanan, harta, pendidikan, dan sebagainya.


Tata Upacara :

Upakara di kemulan munggah :


– Rong tengah : pejati asoroh, banten danan, selangi 2 buah nasinya berwarna kuning, canang pesucian


– Rong kiri dan kanan : Banten soda kuning, banten danan, selangi 2 buah


Pada pelinggih lain : Banten soda kuning, banten danan, selangi 2 buah.


Upakara ayabannya : Banten ayaban senistane ayaban tumpeng 7 bungkul, tebog 5 buah, banten prayascita, dan byakaonan.


Salam berbagi Teman Halopejati

Dumogi Damai, dan selalu dalam keadaan sehat dam bahagia 😇🙏


Dikutip dr beberapa sumber.

📸 : mediabudaya


#harisucikuningan

#budayabaliadiluhung

#tradisihindu

#budayabali

#halopejati


Admin: halopejati.com


6 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

TUMPEK Saniścara kliwon ngaran tumpěk, wkasing tuduh ring sarwa janma, [Sundarigama, a] Rahina pertemuan Saptawara Saniscara (Sabtu) dengan Pancawara Kliwon dinamakan Tumpěk, yang bermakna puncak sega

PAGERWESI

bottom of page