top of page
Cari

Banten Caru Ayam Brumbun Eka Sata

Om Swastiastu

Om Awighnamastu Namo Siddham. Om Hrang Hring Sah Parama Siwaditya ya Namah.


Banten Caru Ayam Brumbun Eka Sata


Caru adalah bagian dr upacara buta yadnya, sebagai salah satu bentuk usaha untuk menetralisir serta menyeimbangkan kekuatan alam semesta/panca Maha Bhuta


banten caru ayam brumbun eka sata Sarana:

Olahan ayam Brumbun (ayam yang bulunya ada minimal 4 warna) dengan bayang-bayangnya dialasi sengkuwi dibagi lima tanding.

Disertai dengan datengan, daksina, penyeneng dan canang (untuk semua jenis caru).


Jenis-jenis caru eka sata :


- Caru ayam brumbun/Pengruwak (berwarna putih-merah-kuning-hitam)


- Caru Dengen ( menggunakan ayam putih nulus


- Caru Preta ( menggunakan ayam biying atau bulunya merah )


- Caru Ananta Kusuma ( menggunakan ayam putih siyungan atau bulunya putih namun paruh dan kakinya kekuning-kuningan


- Caru Bicaruka ( menggunakan ayam ireng mulus )


Penggunaan caru eka sata :

Menyertai Piodalan


• Perombakan suatu tempat/hutan


• Pembongkaran atau peletakan batu pertama untuk suatu bangunan suci


• Permulaan menggunakan suatu bangunan seperti rumah, bale, banjar, pura dll


Tetandingan Ulam Caru Eka Sata ;

Tahap Mempersiapkan Olahan ayam.

Sebelum menyembelih binatang korban untuk caru/tawur, didahului dengan mantra :

“ Om pasu pasa ya wihmane sira ceda ya dimahi, tanne jiwah pracodaya”

Artinya, Om Hyang Widhi Wasa, hamba menyembelih hewan ini, semoga rohnya menjadi suci.


Hewan tersebut dikuliti (dalam keadaan kering/jangan diseduh dg air panas) sehingga kepala. Sayap, kaki dan ekornya masih melekat dan berhubungan antara satu dengan yang lainnya

( dibuat blulang ayam/walung malayang-layang)


Dagingnya diolah menjadi :

Urab-uraban antara lain :

urab barak, urab putih, gegecok.


Berbagai jenis sate, antara lain : lembat, asem, dan calon. Ketiga jenis sate dan urab-uraban disebut Trinayaka yaitu symbol jasmani binatang tersebut yang aksaranya Ang, Ung, Mang


Dari hasil urab-uraban dan sate tersebut diatur menjadi beberapa tetandingan, yaitu ;


Karangan caru eka sata

Alasnya : sebuah taledan


Isinya : urab barak, urab putih, sate lembat 2 bh, sate asem 2 bh, sate calon 2 bh, lalu dilengkapi dengan nasi sokan, berisi lekesan.


Sampyan : sampyan nagasari

Kawisan caru eka sata


Alasnya : sebuah taledan Isinya : urab barak, urab putih, sate lembat 2 bh, sate asem 2 bh, sate calon 2 bh, lalu dilengkapi dengan nasi pangkonan (setengah bundar dg dialasi daun ), berisi lekesan. Sampyan : canang genten

Bayuhan Alasnya : sebuah taledan


Isinya : urab-uraban, sate tiap jenis 1 bh, dibuat tetandingannya sejumlah urip pangideran, nasinya menggunakan tumpeng danan 2 bh dengan warna dan jumlah set tumpeng danannya sesuai urip pengideran , dilengkapi garam dan sambal serta raka-raka.


Sampyan : sampyan metangga/peras

Ketengan / Datengan caru eka sata


Alas : taledan kecil berisi tangkih sejumlah urip pengiderannya


Isinya : nasi sasah sesuai dengan warna pengidernya dilengkapi dengan urab-uraban dan sate tiap jenis 1 bh.


Sampyan : canang genten


Tahap Tetandingan Caru Eka Sata banten tambahan :


Segehan cacahan


Sejumlah urip dan warna pengideran, dengan menggunakan alas taledan, dilengkapi ulam bawang jahe dan garam serta adeng, diatasnya dilengkapi canang genten


Cau danan


Bentuk jejahitannya seperti kapu-kapu, dibuat bergandengan sejumlah urip pengiderannya, masing-masing berisi nasi sesuai warna arah, dilengkapi dengan kacang-saur dengan sebuah sampyan plaus


Tulung sangkur


Alasnya ceper berisi tulung sangkur sejumlah urip pengiderannya, berisi nasi warna sesuai arah, dilengkapi dengan kacang-sauh, dilengkapi sampyan plaus


Api takep / Takep-takepan


Takep-takepan berisi tatukon (base tampelan,beras,benang,uang kepeng) sejumlah urip pengiderannya


Kalakat


Anyaman bamboo berbentuk bujursangkar sebagi alas laying-layang hewan korban


Daun talujungan


Ujung daun pisang yang digunakan pada sanggah cucuk, dan sebuah lagi diatas kelakat sebagai alas layang-layang


Sebuah kwangen


Yang berisi uang kepeng sesuai dengan jumlah urip pengiderannya


Sanggah pesaksi Sanggah Surya)


Dihias dengan tikar, candiga, gantung-gantungan serta diisi beberapa banten


Sanggah cucuk


Dihias dengan janur pada pinggirnya secara berkeliling, lalu lamak, daun talunjungan, gantung-gantungan


Sengkwi


Dianyam sejumlah urip pengiderannya, dipakai sebagai alas caru


Kain berwarna


Warnanya sesui dengan pengiderannya, diletakkan diatas sanggah cucuk


Tetimpug


Terdiri atas 3 ruas bambu utuh lalu diikat menjadi satu, yang diletakkan nantinya diatas dapur darurat (3 bh bata tersusun) lalu dibakar agar mengeluarkan suara letusan 3 kali


Sapu / sampat

Sebagai alat pembersih


Tulud

Sebagai alat untuk mendorong-dorong sisa sampah


Tahap Tata cara Pengaturan Susunan Caru eka sata


Pada arah timur laut ditancapkan sanggah pasaksi, dimana hulunya menghadap timur laut.


Hias dengan tikar, candiga, gantung-gantungan


Letakkan didalam sanggah beberapa banten yaitu; Suci, pejati


Letakkan dibawah pada depan sanggah berupa banten Gelar sanga


Di sebelah barat Sanggah Pasaksi ditancapkan sanggah cucuk yang sudah dihias dan dilengkapi dengan tikar kecil.


Pada bawah sanggah cucuk digantungkan sujang atau cambeng berisi tetabuhan seperti arak, berem, tuak dan toya


Letakkan banten didalam sanggah cucuk antaralain : tumpeng danan, tadah sukla, canang lengawangi


Dibawah sanggah cucuk, pada natar/natah dipasang sengkwi memakai anyaman 8 sebagai jumlah urip tengah, diatasnya berturut-turut disusuni karangan, kawisan, bayuhan, ketengan, segehan cacahan, cau dandan, takep-takepan, tulung sangkur, kalakat sudamala dengan alas daun talujungan, laying-layang ayam brumbun, sebuah kwangen berisi uang sesari 8 kepeng dilengkapi nasi wong-wongan berwarna brumbun.


Disebelah-menyebelah diletakkan banten tumpeng dengan dilengkapi dengan rerasmen, raka-raka dan sampyan tumpeng yaitu :


Tumpeng putih 5 buah di timur


Tumpeng merah 9 buah diselatan


Tumpeng kuning 7 buah di barat


Tumpeng hitam 4 buah di utara


Pada bagian hulunya layang-layang diletakkan banten suci, daksina, peras Sedangkan banten caru lainnya yang menyertai diletakkan pada sekelilingnya berupa :


penyeneng,

sorohan,

sasayut pengambeyan,

pangulapan,

ajuman,

tipat kelanan,

sanggah urip,

segehan agung


Didepan pemimpin upacara diletakkan tebasan durmenggala, pabersihan, tabuh-tabuh, dupa, tirta caru, tirta pabyakalan. Byakala dan prayascita diletakkan agak terpisah didepan pemimpin upacara


Tetimpug diletakkan ditempat yang agak aman dekat tempat upacara diatas dapur darurat


Demikian secara singkat penjelasan tentang caru ayam brumbun eka sata

Mohon ditambahkan jika penjelasan ada yg kurang, semoga bisa jadi bahan diskusi dan bukan untuk saling menggurui..


Sumber : ringkasan cakepane.blogspot

Foto: googlesearch


Admin : halopejati.com


#tradisi #budaya #hindu #bali #muda #desakalapatra


70 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page