top of page
Cari

Banten Saiban

Mebanten saiban 😇

Di Bali sudah tidak asing lagi dengan tradisi yang dijalankan umat Hindu di Bali setiap hari yang sering disebut dengan istilah mebanten Saiban atau Banten Jotan. Mebanten Saiban atau Ngejot merupakan suatu tradisi Hindu di Bali yang biasa dilakukan setiap hari setelah selesai memasak di pagi hari. Mesaiban / Mejotan juga disebut dengan Yadnya Sesa, merupakan yadnya yang paling sederhana sebagai realisasi Panca Yadnya yang dilaksana umat Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Nitya Karma atau disebut juga Nitya Yadnya, merupakan upacara yang harus dilakukan setiap hari dan bersifat sederhana. Salah satu pelaksanaannya adalah banten Pawedangan atau banten kopi, ajengan atau jotan.

Banten saiban, merupakan sesajen kecil setiap habis memasak yang dipersembahkan oleh masyarakat Hindu Bali setiap hari. Biasanya banten saiban dihaturkan di atas daun pisang berbentuk persegi sebesar kurang lebih 5 cm. Lauknya biasanya disajikan sesuai dengan apa yang dimasak hari itu, tidak ada keharusan untuk menghaturkan lauk tertentu. Biasanya dihaturkan di tempat memasak, batu pengasah, talenan, sapu, lesung dengan alunya, tempayan atau tempat air. Sesuai kepercayaan orang Hindu Bali, alat-alat tersebut di atas memiliki jasa yang besar dalam kehidupan sehari-hari orang Hindu Bali. Selain itu juga banten saiban dihaturkan pada pelinggih atau tugu yang terletak di pekarangan rumah, ini dihaturkan kepada dewa-dewa atau manifestasi dari Tuhan dan bhuta kala.Biasanya dihaturkan di tempat beras, pelangkiran, halaman rumah atau natah, merajan, dan di lebuh atau jalan.

Repost : infotamanofficial_

Admin : halopejati.com


126 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

TUMPEK Saniścara kliwon ngaran tumpěk, wkasing tuduh ring sarwa janma, [Sundarigama, a] Rahina pertemuan Saptawara Saniscara (Sabtu) dengan Pancawara Kliwon dinamakan Tumpěk, yang bermakna puncak sega

PAGERWESI

bottom of page