Kepus pungsed
Om swastiastu Pengertian kepus pungsed Kepus Pungsed/kepus udel Kurang lebi

h berumur 1 minggu, maka sisa tali pusat yang menempel pada bayi akan lepas. Ini disebut kepus udel –pungsed-puser. Lalu dibuatkan acara kekambuhan, dan juga pelangkiran tempat Ida Shang Hyang Kumara, beliau adalah putra dariDewa Siwa sebagai pengasuh bayi yang welas asih. Sumber lain menyebutkan, upacara kepus udel/puser sering juga disebut dengan mepenelahan. Penelahan dari akar kata telah yang berati abis. Seperti telah disebut sebelumnya, bahwa bayi dalam kandungan dijaga oleh 4 unsur. 4 unsur itu yeh nyom, ari-ari, getih, sudah lepas duluan saat bayi dilahirkan dan hanya puser/udel yg masih menempel pada bayi. Maka dengan lepasnya sisa tali udel dari si bayi, berarti habislah bagian sang catur sanak yang melekat pada bayi. dari sinilah timbul istilah mapenelahan yang berakar dari kata telah yang berati habis. Upacara ‘’kepus puser’’ dilaksanakan pada dasarnya adalah untuk membersihkan jiwa dan raga si bayi. Dengan lepas nya tali jasmaniah si bayi sudah dianggap bersih, dan secara rohaniah si bayi sudah bebas dari pengaruh sang catur sanak. Jadi upacara ini berfungsi untuk membersihkan. Sarana Adapun yang menjadi sarana pembersihan dalam upacara ini yakni: 1. Banten penelaahan: beras kuning dan daun dadap. . 2. Banten kumara: nasi kuning dan putih, beberapa jenis jaje, buah-buahan, lenga wangi, burat wangi, dan canang sari. . 3. Banten labaan: hidangan berupa nasi lengkap dengan lauk-pauknya. . 4. Segehan empat tanding dengan warna merah, putih, kuning, dan hitam. Masing-masingnya berisi bawang, jahe dan garam. Upacara ini dilaksanakan di rumah, tepatnya di ruangan tidur bayi. Pemimpin upacara ini adalah orang yang dituakan di keluarga atau cukup orang tua sang bayi. Tata cara Pelaksanaan Proses Upacara Kepus Puser ini adalah sebagai berikut: 1. pusar bayi yang telah lepas dibungkus dengan kain putih lalu dimasukkan ke dalam ketupat kukur (ketupat yang berbentuk burung tekukur) disertai dengan rempah-rempah seperti cengkih, pala, lada dan lain-lain, digantung pada bagian kaki dari tempat tidur si bayi. Ada juga yang menambahkan dengan gelang, cincin, mirah, kembang emas. . 2. dibuatkan kumara (pelangkiran) untuk si bayi, tempat menaruh sesajian. . 3. di tempat menanam ari-ari dibuat sanggah cucuk, di bawahnya ditaruh sajen segehan nasi empat warna, dan disanggah cucuk diisi dengan banten kumara. . 4. berdoa kepada Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa), memohon keselamatan agar kehidupan si bayi kelak memperoleh keseimbangan secara lahir maupun batin dan menjadi orang yang berguna. Sumber: Buku Kanda Empat Sari Oleh Mangku Alit Pekandelan & Drs. I Wayan Yendra, sejarah hari raya hindu Mantra hindu. com Babad bali. com Admin; halopejati.com