LEKESAN BASE
Om swastiastu
Bagi umat Hindu mungkin tidak asing lagi mendengar istilah "Lekesan".
Ya, Lekesan hampir slalu ada disetiap banten sesajen upacara ritual di Bali. Namun cara menyajikannya (Bali:nanding) berbeda menurut tempat, tradisi dan kondisi suatu daerah.
Lekesan adalah simbul dari kekuatan sabda, bayu, idep, rasa dan cita seperti yang digunakan dalam canang pengrawos.Dalam upacara yadnya : Lekesan sirih dibuat dengan 2 helai daun sirih yang dilengkapi dengan gambir dan kapur dan diikat dengan benang yang menyiratkan arti :
Sirih melambangkan pengetahuan yang baik dan benar atau utama.Gambir sebagai “gambiraning ati” yang artinya kebahagiaan hati atau batin.Kapur/Pamor yang mengandung makna universal.Benang sebagai simbol suci tali pengikat dalam proses kehidupan ini.
Lekesan untuk sebagian masyarakat Bali Selatan dihaturkan disetiap Pelinggih/Stana Bhatara-Bhatari yang ada dilingkungan rumah masing-masing terutama di pagi hari disertai dengan persembahan kopi sebagai tanda puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya.Lekesan tersebut menghantarkan doa sang pemuja untuk terhindar dari kesalahan, karena dalam rangkaian Lekesan terkandung makna simbol dari Brahma (buah pinang), Wisnu (daun sirih) dan Siwa (pamor gambir) sehingga si pemuja mencapai rahmat Tuhan yang melimpah. Sedangkan tembakau melambangkan makanan/persembahan itu sendiri yang menyiratkan kesejahteraan.
Dalam rerajahan mewinten, lekesan sirih dirajah dengan aksara suci Ya, Ra, La, Wa dan setelah itu dimantrai, lalu diberikan kepada yang diwinten untuk dimakan/dicicipi, yang mengandung simbol bahwa ilmu pengetahuan sudah masuk ke dalam jiwanya.Suksma , dumogi sedikit bermanfaat bagi semeton sami, dikutip ulang dari sumber berbeda sebagai bahan diskusi atau pun sebagai pengingat..Bahwa Hindu bali kaya akan tradisi dan budayanya yang Adi luhung 🙏🙏🙏
Admin halopejati.com