top of page
Cari

Nyame Papat

Saudara Empat/Sedulur Papat


Sembilan bulan I Rare Cili berada dalam garbha atau perut sang ibu. Dalam gelap ia harus menempa diri, sebelum ia dilahirkan dalam penderitaan hidup. Ada empat bekal hidupnya kelak di bumi ketika terlahir, yakni suka, duka, lara dan pati. Sungguh penderitaan baginya, sebab dari keempat bekal itu, suka atau kebahagiaan hanya satu, selebihnya penderitaan.


Tetapi ia sungguh tenang dalam tapa di gua rahim rahasia ibunya, meskipun sang Siwa Guru Reka memberikan bekal kehidupan itu. Bagaimanapun ia harus memilih terlahir, sebab kuasa karma menghendaki. Semua harus ia tuntaskan, dan dalam hening sekian bulan ia mematangkan jiwa raganya.


Selain empat bekal itu, ia diberkati pula saudara empat yang menjaga dan memberikan benih kehidupan selama ia diam dalam gelap, sebelum melihat terang di luar rahim. Adapun saudara empatnya adalah air ketuban (yeh nyom) yang memberikan zat cair kehidupan untuk ia tumbuh menjadi Rare pada cecupu manik (kandungan) ibu. Saudara lainnya adalah Getih atau darah yang memberikan nutrisi kehidupan. Saudara berikutnnya adalah Lamas yang memberikan perlindungan selama I Rare melakukan tapanya. Saudara lainnya adalah Ari-Ari atau plasenta yang mengalirkan sari-sari makanan untuk ia segera bisa terlahir ketika waktunya.


Rare sendiri adalah ia yang paling bungsu diantara saudara empatnya. Mereka berjanji setia untuk membantu I Rare adiknya paling bungsu untuk terlahir, dan apapun mereka akan lakukan demi mengemban misi Guru Reka. Misi itupun belum selesai, sebab ketika I Rare terlahir mereka mesti menjaga dan memberikan perlindungan. Dalam mengemban misi ngemong saudara yang paling kecil, maka mereka menjadi Bhuta (kekuatan).


1.Yeh Nyom menjadi Anggapati,

2.Getih menjadi Prajapati

3.Lamas menjadi Banaspati dan

4.Ari-Ari menjadi Banaspati Raja.


Mereka pun menjelma dalam kekuatan bhuta yang maha hebat dan berdiam mengikuti orientasi arah serta pada tubuh ia berada di tempat yang rahasia (dengen).


Tetapi sayang sekali, I Rare semakin bertumbuh semakin melupakan saudara empatnya. Pun demikian saudara yang dilupakan akan semakin menjauh, meskipun mereka kadang-kadang datang mengingatkan I Rare yang lupa. Tetapi, karena nikmatnya permainan duniawi I Rare pun semakin lupa.


Apapun perlakuan I Rare terhadap saudara empatnya, mereka sudara empat tidak akan pernah bisa memutus ikatan energi kasih yang ada pada mereka dari semenjak manik rare sedang diproses dalam rahim. Terlebih mereka punya tanggung jawab menuntun I Rare sampai ke alam kematian, tatkala kematian itu datang. Saudara empat akan selalu menunggu, ketika kematian itu datang, di sana mereka akan menuntut dan mengingatkan I Rare bahwa kelupaannya akan membawa dirinya pada penderitaan dalam setiap kelahiran.

~ Sandi Reka & Jero Rudra Agni ~


Sumber : Fb : @Tantra sastra

Foto: Lukisan I Ketut Liyer Ubud dan dicopas dari akun fb Wayan Gde Sutrisna.


#Ongrahayu

#Kandampat


Admin: halopejati.com

15 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

TUMPEK Saniścara kliwon ngaran tumpěk, wkasing tuduh ring sarwa janma, [Sundarigama, a] Rahina pertemuan Saptawara Saniscara (Sabtu) dengan Pancawara Kliwon dinamakan Tumpěk, yang bermakna puncak sega

PAGERWESI

bottom of page