PAGERWESI
Pagerwesi..
"...Budha Kliwon Shinta Ngaran Pagerwesi..."Rabu Kliwon Shinta disebut PagerwesiPagar itu pelindung, pageh itu kokoh. Sedangkan wesi atau besi bermakna kuat, laten. Keteguhan diri, keyakinan (sradha) yang akan melindungi kita dari hal yang dianggap kurang baik. Karena menyangkut "keyakinan" diri, maka berhubungan dengan sebuah ajaran tentang sang diri itu sendiri.
"...payogan Sang Hyang Pramesti Guru..."Saat bermeditasinya hyang pramesti guru.Yoga bermakna terhubung dengan Beliau, sang diri; bahasa jaman now, bermeditasi, mencoba menyatu dengan sang diri. GURU artinya sang penuntun hidup, dalam keyakinan kita dibali, guru itu ada 4, yakni: Guru Rupaka (orang-tua), Guru Pengajian (guru di sekolah), Guru Wisesa (pemerintah) dan Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi). Disamping itu, ada juga sebutan guru untuk sosok ayah; Guru-loka untuk raja atau pendeta; Guru-waktra untuk yang memberi pelajaran privat (langsung); secara spirit, guru bisa bermakna Bhatara Siwa.PRAMESTI maknanya sama dengan Parama (param) yang artinya lebih tinggi. Sehingga yang disebut Pramesti guru adalah Parama Siwa, bukan sosok siwa.Siwa itu kita, tubuh ini; Sada siwa adalah nurani ini; Sedangkan parama siwa adalah sang diri, sang hyang atma----"bhraman atma aikyam"
"...kairing ring watek Dewata Nawa Sanga.."Yoga itu juga dilakukan oleh Dewata Nawa Sanga, termasuk Dewa Siwa. Dalam konsep bali, Brahmana/Pandita merupakan wujud Dewa Siwa. Itulah sebabnya Dewa Siwa dipandang sangat dengan hal duniawi.
"...ngawerdhiaken sarwa tumitah sarwatumuwuh ring bhuana kabeh...:untuk mengembangkan (menciptakan dan memelihara) segala yang lahir dan segala yang tumbuh di seluruh dunia.
_____^-^____Semangat pagerwesi adalah "meditatif", menyadari diri---bahwa didalam tubuh ada sang diri, sang brahman---Pramesti Guru yang dipuja.
Dengan beryoga pada pramesti guru, maka akan diikuti oleh nawasanga, yang merupakan simbolisasi Dasa Aksara didalam diri.
Sundari gama berupaya memberikan umat manusia cara memahami Buana Agung dengan media Buana Alit.
Inti pesan pagerwesi tidak terlepas dari rentetan Bayu Pinaruh---Soma Ribek---Sabuh Mas, yang dari awal sudah menuntun kita semua mempelajari sang diri, memahami tubuh ini sebagai Guru, dan itulah hakekat dari tantra.
Tubuh ini adalah Buana Alit, Tubuh ini refleksi Buana Agung, dengan demikian tubuh (sang diri) adalah segalanya---inilah yang dipelajari dalam Anggawasa---semua elemen/unsur sudah tersedia di tubuh ini. Agar tidak terbuai "sang maya", maka pagarilah diri dengan sesananing manusa, yang patuh dengan swadharma.
Kedalaman Yoga---keheningan pikiran----akan memunculkan energi positif, yang digunakan untuk menyongsong hari "pemasupati idep" (tumpek landep) agar bermanfaat---terus hidup---berperang melawan egositas didalam diri (sang maya). Rahayu 🙏
Sumber : @anggawasa ( pusat medatasi)Gamabali sesana wong bali📸: Jro mangku @bo kacing (ilustrasi)
Admin: halopejati.com