top of page
Cari

Pengertian Sesayut,sebagai lingga dari Ista Dewata

Diperbarui: 3 Mei 2018

Om Swastiastu, Mengingat adanya beberapa pertanyaan tentang makna dan Pengertian Sesayut, di postingan banten ayaban tumpeng lima dan pitu, kali ini admin coba untuk memposting makna sesayut yang diringkas dari sumbernya.


Postingan ini bukan untuk menggurui melainkan sebagai bahan diskusi untuk para sahabat halopejati bahwa kita semua menyadari dibali ada yang namanya desa kalapatra.

Banten sesayut berasal dari kata “sayut” atau “nyayut” dapat diartikan mensthanakan, karena sayut disimbulkan sebagai lingga dari Ista Dewata, sakti dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Ada beberapa sumber buku yang berbeda arti dari kata sesayut.. Namun admin lebih membahas ke bahan dan caranya saja..

Dari pengertian di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sesayut merupakan sthana dari Ista Dewata untuk memohon kerahayuan agar orang yang melaksanakan yadnya itu terhindar dari mala, gangguan, atau penyakit dan sebagainya.

Kulit sesayut bentuknya sama dengan tamas, hanya bedanya di tengah-tengah kulit sesayut terdapat isehan.


Ada dua jenis sampian sesayut, yaitu sampian sesayut untuk banten yang menggunakan tamas, dan sesayut yang menggunakan nampan atau ngiu.



Adapun beberapa jenis sesayut sebagai berikut :


1. Sesayut Mertya Dewa

Sesayut ini terdiri dari sebuah kulit sesayut, di atasnya diisi penek dan beras kuning, dialasi dengan takir (terbuat dari daun kelapa), dilengkapi dengan lauk-pauk, jajan, buah-buahan, sampian naga sari, penyeneng dan canang ganten atau canang jenis lainnya.


2. Sesayut Sida Karya

Banten Sesayut Sidha Karya ditujukan kehadapan Para Dewa pada saat melaksanakan upacara Yadnya dalam bentuk permohonan agar kegiatan yang dilaksanakan tidak menemui kegagalan. Banten sesayut Sidha Karya ini digunakan dalam upacara Panca Yadnya ataupun dalam bentuk pribadi sifatnya. Ada yang secara pribadi menghaturkan banten ini di Sanggah Kemulan atau di Pura Desa. Ada pula yang digunakan pada saat hari kelahirannya atau otonannya.


Ini adalah salah satu Cara pembuatan Sesayut Sidha Karya,,

Alat dan Bahan:

– Kulit Sesayut – Segehan bentuk segi empat – Tumpeng kecil – 4 buah kwangen – 2 buah tulung berisi nasi – Raka-raka (jajan-jajan dan buah-buahan) – Daun sirih dan pinang – Sampian Sesayut


Cara Menatanya:

Kulit sesayut diletakkan di atas nampan atau nare, di atasnya diisi segehan segi empat dan ditengah-tengah segehan diisi tumpeng kecil. Di sampingnya ditancapi kwangen 4 buah. Ujung tumpeng ditancapi bunga tunjung. Di sampingnya diisi raka-raka (buah dan jajan) serta dua buah tulung berisi nasi yang dibawahnya dialasi dengan daun sirih dan pinang lalu diatasnya diberi sampian sesayut.


3.Sesayut Sida Purna

Sesayut Sidha Purna dihaturkan oleh seseorang dengan tujuan menentramkan dirinya. Apabila seseorang tiba-tiba diliputi rasa takut dan cemas, was-was yang tidak diketahui penyebabnya.

Banten Sesayut Sidha Purna juga digunakan pada saat pelaksanaan Manusa Yadnya baik itu pada saat otonan, mesangih dan yang lainnya.

Cara Pembuatan dan Alat dan Bahan:

– Kulit Sesayut – nasi 3 bulung – telur itik rebus dibagi 3 – bunga tunjung – raka-raka (buah dan jajan) – sampian nagasari


Cara menatanya:

Untuk alasnya bisa digunakan nampan atau nare. Diisi 3 bulung nasi, dipinggirnya diisi telur itik yang dibagi 3. Di atas nasi ditancapi bunga tunjung, disampingnya diisi raka-raka (bunga dan buah) dan terakhir disusun dengan sampian nagasari di atasnya.


4. Sesayut Langgeng Amukti Sakti.

Sesayut ini terdiri dari kulit sesayut yang diisi sebuah penek. Penek tersebut disisipi sebuah kalpika dan muncuk dapdap. Kemudian perlengkapan lainnya sama dengan kelengkapan sesayut lainnya.

Sumber dan foto: Ringkasan wanakertawangi. Wordpres

Admin :halopejati.com Salam Tradisi dan Budaya


726 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

TUMPEK Saniścara kliwon ngaran tumpěk, wkasing tuduh ring sarwa janma, [Sundarigama, a] Rahina pertemuan Saptawara Saniscara (Sabtu) dengan Pancawara Kliwon dinamakan Tumpěk, yang bermakna puncak sega

PAGERWESI

bottom of page