top of page
Cari

Penyerahan Diri kepada sang pencipta

Bhakti


"Telah diputuskan bahwa langkah-langkah pengobatan terbaik untuk menghilangkan segala masalah & penderitaan adalah dengan mendedikasikan kegiatan ke arah pelayanan bhakti kepada Sang Maha Agung. Wahai insan yang baik hati, bukankah suatu benda yang menyebabkan suatu penyakit, dapat difungsikan sebagai obat penawar penyakit yang sama?


Yogurt (susu asam) yang berasal dari susu dimanfaatkan oleh dokter untuk mengobati orang yang mengalami sakit perut karena kebanyakan minum susu. Demikian pula, segala penderitaan hidup kegiatan material dapat diatasi dengan kegiatan material yang sama, namun setelah dirohanikan.


Tidak benar jika seseorang ingin maju dalam rohani, maka ia harus meninggalkan pekerjaannya. Pekerjaan & kewajiban tetaplah dilaksanakan namun dengan cara mengubah kesadaran kita. Dalam kesadaran duniawi, setiap orang bekerja untuk kepuasan inderanya. Laba yang mereka peroleh hanya sebatas kesenangan badan. Namun seorang mahātmā, menolak kesenangan seperti itu, mereka bekerja hanya untuk memuaskan Sang Kesadaran Agung karena Sang Diri sejati adalah Dia.


Kita semua (ātma) adalah bagian yang tak terpisahkan dari-Nya, karena kita adalah percikan-Nya maka kesenangan kita adalah melayani-Nya. Namun karena kita dicemari oleh kontak material (tri-guṇa), entitas hidup kemudian dengan penuh kepalsuan sedang berusaha menjadi independen, menjadi penikmat tersendiri — inilah māyā, ilusi.


Menjalani kehidupan spritual kurang lebih berperang melawan kehidupan material. Lantas bagaimana cara mengatasinya?


yat-karoṣi yad-aśnāsi

yaj-juhoṣi dadāsi yat

yat-tapasyasi kaunteya

tat-kuruṣva mad-arpaṇam


"Apapun yang engkau lakukan, apapun yang engkau makan, apapun yang engkau persembahkan atau berikan sebagai sumbangan serta pertapaan dan apapun yang engkau lakukan — lakukanlah kegiatan itu sebagai persembahan kepada-Ku, wahai putera Kuntī.

.

Jadi seluruh hidup kita & SEMUA tindakan hidup sehari-hari harus dijadikan sebagai tindakan ibadah. Kita menyembah Tuhan melalui keberadaan kita yang berada di dalam Tuhan, mat-sthāni sarva-bhūtāni, oṁ tat sat.

.

Rahajeng Berkewajiban 😇


Photo: @tri_ad

Via: @filsafat_hindu



Admin: halopejati.com

1 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

TUMPEK Saniścara kliwon ngaran tumpěk, wkasing tuduh ring sarwa janma, [Sundarigama, a] Rahina pertemuan Saptawara Saniscara (Sabtu) dengan Pancawara Kliwon dinamakan Tumpěk, yang bermakna puncak sega

PAGERWESI

bottom of page