Rahajeng Tumpek Uduh
Rahajeng tumpek uduh semeton umat sedharma 🙏🙏🙏😇😇😇
Tumpek uduh ini juga disebut tumpek Wariga, tumpek Bubuh atau Pengatag, dirayakan setiap 6 bulan sekali di hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Wariga, tepat 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.
Pemujaan pada tumpek uduh adalah persembahan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa Tumbuh-tumbuhan.
Dalam ajaran agama Hindu dikenal konsep tri chanda yakni tiga unsur yang menjadi penyebab hidup dan kehidupan. Ketiga unsur itu yakni vata (udara), apah (air) serta ausada (tumbuh-tumbuhan). Tanpa ketiga unsur itu, kehidupan tidak bisa berlangsung.
Dalam Niti Sastra juga disebutkan tri ratna permata, tiga hal yang menyebabkan kemuliaan hidup yakni tumbuh-tumbuhan, air dan kata-kata bijak. Menurut Hindu, tumbuh-tumbuhan adalah saudara tua manusia.
Tumpek wariga merupakan upacara berkaitan dengan lingkungan, terutama melestarikan pohon baik yang menghasilkan daun, bunga dan buah.
Begini ucapan dari kebanyakan umat saat tumpek uduh.. “Nini Nini, buin selae dina galungan. Mabuah apang nged… nged… nged.” Artinya: “Nenek nenek, 25 hari lagi Galungan. Berbuahlah agar lebat… lebat… lebat…”.
Bagaimana ucapan semeton yang lain 😊🤗
Dikutip dari berbagi sumber 📸 Fb : Diana Lah Nee #budayabaliadiluhung #tradisibalikental #keyakinanumatsedharma
Admin : halopejati.com