top of page
Cari

RAHINA SOMA RIBEK

Rahajeng Rahina Soma Ribek

Dumogi berkelimpahan 😇🙏


Umat Hindu Bali juga memiliki peringatan hari pangan yakni hari raya Soma Ribek. Hari raya Soma Ribek jatuh pada Soma (Senin) Pon wuku Sinta, dua hari setelah hari raya Saraswati.


Mengapa Soma Ribek diidentikkan sebagai hari pangan ala Bali? Menurut lontar Sundari Agama, teks tradisional yang dijadikan salah satu rujukan hari-hari raya suci Hindu. Soma Ribek adalah hari pemujaan Sri Amerta (manifestasi Hyang Widhi Wasa yang memberikan kemakmuran berupa bahan makanan, seperti beras dan lainnya. Awam biasa menyebut Soma Ribek sebagai hari piodalan (peringatan kelahiran) beras sebagai sumber pangan utama.


Maka dari itu, saat Soma Ribek, umat Hindu Bali akan menghaturkan sesaji di tempat-tempat yang memiliki kaitan erat dengan beras, seperti lumbung atau jineng (tempat penyimpanan padi) serta pulu (tempat penyimpanan beras). Sesaji yang dihaturkan lazimnya berupa banten khusus yang berisi nyanyah geti-geti, gringsing, raka-raka (buah-buahan), pisang emas, dan bunga-bunga harum. Dalam masyarakat Hindu Bali, seperti lazimnya masyarakat di Nusantara, padi atau beras memang memiliki makna khusus. Buktinya, banyak daerah di Nusantara memiliki cerita rakyat tentang asal mula padi atau beras. Masyarakat Nusantara melihat padi atau beras sebagai simbol kemakmuran.


Pantangan menumbuk padi serta menjual padi dan beras ini tersurat dalam lontar Sundarigama yang secara tradisi selama ini menjadi rujukan pelaksanaan hari raya Hindu di Bali. Para petani Bali yang masih taat pada tradisi yang bersumber pada teks biasanya akan menghentikan segala kegiatan bertani di sawah saat hari Soma Ribek. Mereka berkonsentrasi memuja Sang Hyang Sri Amertha, manifestasi Tuhan sebagai pemberi anugerah kemakmuran, segala jenis pangan.



Sumber : kalenderbali.com

📸 : Hindudamai


#tradisihindu

#budayabali

#warisanleluhur

#somaribek

#halopejati



Admin: halopejati.com





53 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page