top of page
Cari

Renungan

RAHAJENG SIANG


Dalam hidup kita semua pernah memiliki kesalahan yang sampai kapan pun tidak akan pernah diterima oleh kebanyakan orang


MEMILIKI MASA LALU YANG BURUK


Kesalahan itu akan terus diingat padahal kita sendiri yang melakukannya sudah mempertanggung jawabkannya

sudah mengakui dan mau memperbaikinya


Dalam hidup kita diuji dari pertemuan , lalu kita akan dihadapkan dengan perkenalan , dan akan melalui pendekatan hingga akan menjumpai yang namanya perpisahan


Keempat ini tidak akan bisa kita atur apakah akan berjalan dengan baik atau berjalan dengan buruk

Begitupun dengan kehidupan kita , kita pun tidak akan pernah bisa mengatur kita akan bertemu dengan siapa , kita akan berhadapan dengan siapa , bahkan kita akan berkenalan dengan siapa dan bahkan kita tidak akan pernah tau kita akan berjumpa dengan siapa.


Setiap diri seseorang pasti memiliki noda hitam yang tidak bisa di bersihkan ketika hanya dilihat saja , noda itu pasti akan bersih seperti semula , namun pasti akan ada yang berubah


Ibarat kata kita memiliki kehidupan yang gagal.

Kita pernah menikah dan bercerai

Bahkan yang berpasangan tinggal serumah hingga akhirnya terpisah


Kita semua hanya tau dari apa yang kita lihat

Coba kita mengalami hal yang seperti dia ? Bukannya sama juga kita itu memiliki noda ?!!


Secara tidak langsung , kita lebih efisien dalam menghakimi masa lalu , kehidupan dan cerita seseorang

Sedangkan kita lupa bahwa kita juga memiliki masa lalu , kehidupan bahkan cerita versi kita.


Semua tergantung diri setiap orang masing-masing

Apakah kita bisa bertanggung jawab akan masa lalu kita dan bertaubat

Apakah kita akan terus terpuruk karena merasa bersalah karena memiliki masa lalu yang tidak bisa kita ampuni ??!!!


Mari kita sama-sama saling merenung , bukankah setiap permasalahan pasti ada jalan yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan ? Termasuk masa depan ?


VIA: @padma_bhuati




Admin: halopejati.com

4 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

TUMPEK Saniścara kliwon ngaran tumpěk, wkasing tuduh ring sarwa janma, [Sundarigama, a] Rahina pertemuan Saptawara Saniscara (Sabtu) dengan Pancawara Kliwon dinamakan Tumpěk, yang bermakna puncak sega

PAGERWESI

bottom of page