SARASWATI

Merupakan sosok dewi pengetahuan.
Dewi merupakan simbolisasi dari sakti, dan sakti tentu berhubungan dengan pradana, sifat kreatif.. dari kreatifitas inilah melahirkan sebuah ciptaan. proses penciptaan disimbolkan sebagai Brahma, yang memiliki akar kata bhr yang artinya berkembang.
Saraswati merupakan perayaan turunnya ilmu pengetahuan, dimana untuk memprolehnya memiliki proses panjang. Secara wuku, saraswati merupakan penutup yang bermakna kesimpulan, akhir sebuah pencapaian. WATUGUNUNG merupakan gambaran keteguhan tapa brata yang kuat bagaikan batu pegunungan. SANISCARA, yang merupakan dewa pembawa pencerahan dalam kegelapan (sani), yang dipadukan dengan UMANIS sebagai hari dari dewa Iswara, atau swara yang bermakna ucapan, perkataan. Jadi dilihat dari sisi Rerahinan, Keteguhan Tapa Brata akan memperoleh hasil (pahala) #Penugran (pengetahuan), dan pengetahuan itu sebagai penerang didalam menjalani gelapnya kehidupan ini, dan semua itu berawal dari perkataan. Taat dalam menjalankan swadharma (tapa brata), kemudian dibalut dengan tutur kata yang beretika sopan santun, disamping menjadi penuntun hidup kita, tentu akan jadi obat bagi orang lain.
Namun semua itu tidak segampang teorinya. Sebelum Watugunung, ada 29 wuku lainnya yang harus dilalui, dari sanalah pengalaman akan terus bertambah. Tentu tidak semua menyenangkan. Merujuk catur bekal hidup kita, hanya satu hal yang menyenangkan #SUKA, sisanya selalu memberi kesan negatif, sedih #DUKA, sengsara #LARA, dan gagal #PATI. menghadapi hal itulah, diperlukan kekuatan iman #TapaBrata bagaikan WATU GUNUNG.
Saat mencoba menguatkan diri, apa yang terjadi..?
Awalnya, sang pemelihara kehidupan menggunakan triwikrama (karma dulu-sekarang-nanti), merenungkan sehingga terjadi pergolakan batin dan pikiran yang akan muncul rasa terpuruk #watugunungRuntuh batu yang hancur berserakan. Tentu yang harus dilakukan adalah melepaskan beban diri, beban pikiran, beban perkataan, caranya: jujur, sabar dan ikhlas.. inilah disebut fase #KajengKlionPamelasTali...
Dengan melepaskan tali ikatan, tubuh ini bagaikan mayat yang hanyut terus tersangkut dalam tumbuhan talas #CandungWatangan, logikanya sebuah tumbuhan talas tidak akan kuat menahan mayat, artinya mayat (diri kitalah) yang menyesuaikan, agar lebih ringan beban hidup ini..
Setelah itu disebut #PaidPaidan yang bermakna diseret secara terus menurus. Mayat(tubuh ini) haruslah diseret, kemanapun yang sang diri menghendaki, caranya ya dengan perketat meditasi #TapaBrata nya...
Dengan demikian inti kehidupan akan muncul kembali, harapan akan masa depan mulai dapat dirasa dan secara perlahan diperoleh, hal ini dikenal dengan istilah manusia tercerahkan hidup kembali sang #BuddhaUrip
Apabila jalan terang sudah mulai terlihat, syukurilah #Matetegan istirahat sejenak guna menyadarkan diri..
Setelah itu, maksimalkan kembali aksi-aksi dan segala potensi, guna mendulang banyak capaian dan pembuktian dari harapan itu, selama melakukan kegiatan tetaplah bersyukur dan terhubung dengan sang diri, aksi-syukur-terhubung inilah disebut #Pamurtian #Ngredana..
Dengan tetap melakukan hal tersebutlah, harapan #Panugran (pencerahan) akan tercapai.. semua ini tentang Aksi--kreatif--pengalaman--capaian yang disebut juga #sakti.
Kenapa dilambangkan dengan binatang Cicak, yang dalam bahasa bali disebut "CECEK"?
bila dilihat dari tulisan, cecek bermakna TITIK. akhir dari sebuah kalimat alias akhir dari sebuah capaian. Dan kemudian dimulai lagi dengan harapan baru yang kemudian diakhiri lagi dengan capaian (titik/cecek).
Pesan yang terkandung di hari saraswati "teruslah berusaha (berkegiatan) dan pasti ada hasil, namun bila belum tercapai yang diinginkan, belajarlah dari pengalaman, bila sudah tercapai akhiri dengan bersyukur. Kemudian berkegiatanlah lagi, lakulan tanpa henti seperti genitri yang tiada putusnya. Rahayu... 🙏
Oleh : @anggawasa (Gamabali/pusatmeditasi)
Admin: halopejati.com