Upacara Penyembelahan Menetralisir Kekuatan Bhuta
Upacara nyambleh termasuk upacara bhuta yadnya salah satu ritual agama Hindu, persembahan dengan korban suci binatang yang berupa Kucit Butuan ( anak babi warna hitam ) di perempatan maupun kuburan pada saktinya Dewa Siwa (Dewi Durga) dengan ancangan yang berwujud barong, ratu Gede, ratu ayu dan lainya
Fungsi adanya nilai luhur dalam persembahan tersebut membuat keharmonisan bhuana agung dengan bhuana alit. Kekuatan Bhuta yang bersemayam pada Bhuana agung ( alam semesta ) dan bhuana alit (manusia), perlu dipelihara agar seimbang.
Kekuatan Bhutakala dan Durga di bhuana agung dan bhuana alit mengandung unsur Triguna. Kekuatan Kala berasal dari unsur Rajas, kekuatan Durga lahir berasal unsur Tamah. Kekuatan tersebut selalu menguji keteguhan iman manusia.
Kekuatan bhuta mengakibatkan hati manusia mengalami kegelapan, didorong lagi oleh kekuatan Durga, sehingga muncul sifat bengis sampai membunuh, merampok dan lain-lain. Kekuatan itulah agar seimbang. Menuju keseimabangan dengan barbagai cara salah satu cara yang diyakini adalah Bhuta yadnya.
Disisi lain Nyambleh termasuk unsur kebudayaan Survival yang tetap hidup dijalani sampai kini, yang merupakan akulturasi dari kepercayaan Tantrayana dari India, berakulturasi dengan kearifan lokal di Bali. Hal ini diyakini oleh masyarakat Bali bahwa Nyambleh dipersembahkan untuk Ratu Gede (unen2). Selain itu dipercaya sbg pelindung masyarakat agar terhindar dari mara bahaya dan yang penting menetralisir prilaku yang menyimpang, maupun mengendalikan diri dan lain2
Panca Maha Bhuta yang ada di bhuana agung agar seimbang dengan yang ada di bhuana alit dan keduanya harus menunggal. Melalui upacara itulah muncul kekuatan yang dapaat menolong manusia dari mara bahaya. Semua upacara memiliki fungsi Rwa Bhineda agar tercapai keharmonisan.
Upacara Nyambleh ini menurut tradisi di beberapa desa menggnakan Kucit Butuan. Hal ini membuktikan bahwa adanya suatu kesamaan dengan upacara Pashu-Yadnya pada zaman weda di India. Pelaksanaan upacara Nyambleh di tempat yang dianggap keramat seperti di Ulun Setra, di perempatan Agung, di Penyawangan Ratu Gede.
Via @calonarang_gianyar
Repost : @calonarang_punya_cerita
Admin: halopejati.com